2 CERITA HOROR
Paloh
Kerajaan SILUMAN di Hutan Kalimantan
Kerajaan alam gaib bernama Negeri
Paloh itu sungguh-sungguh ada dalam kenyataan sebenarnya. Sistem
pemerintahannya berbentuk kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja bernama
Pangeran Sandi. Keberadaan kerajaan gaib ini kerap memunculkan fenomena
mistis....
Selain panoramanya yang indah, kawasan perbatasan antara Kalimantan Barat danMalaysiajuga menyimpan kekuatan gaib yang cukup besar. Peristiwa-peristiwa aneh sering terjadi di beberapa tempat. Mulai dari munculnya sebuahkotadi tengah belantara, kemudian hilangnya sebuah pesawat berikut awaknya, sampai pada penculikan beberapa orang penduduk.
Paloh sendiri adalah nama sebuah kecamatan yang terletak di wilayah Kabupaten Sambas, Kalimatan Barat. Kedudukannya sangat strategis, karena berbatasan langsung denganMalaysiabagian timur. Uniknya, di Kecamatan paloh ini juga ada sebuah negeri gaib yang dikenal sebagai Negeri Paloh.
Daerah yang sebagian besar daratannya masih berupa hutan belantara ini telah diresmikan menjadi daerah konservasi. Beberapa tempat rekreasi yang memiliki panorama indah dan menarik, juga telah dikelola oleh Perhutani Provinsi Kalimantan Barat.
Tempat konservasi tersebut kerap dijadikan sebagai tempat kegiatan pemuda, khususnya para pencinta alam. Selain alamnya yang sejuk dan asri, keberadaan Paloh dengan pemukiman sedikit penduduknya itu, mulai menarik perhatian banyak orang.
Dengan menggunakan jasa angkutan umum yang memakan waktu kurang lebih delapan jam perjalanan, kita dapat tiba di perkampungan penduduk Paloh. Dari pemukiman penduduk memerlukan waktu empat jam lagi untuk bisa mencapai lokasi yang akan dituju dengan menelusuri anak sungai menggunakan perahu.
Jadi total waktu yang diperlukan kurang lebih dua belas jam lamanya. Memang perjalanan yang melelahkan. Namun bagi mereka yang haus dengan keindahan dan tantangan, perjalanan melelahkan itu akan terasa mengasyikan, apabila bila berkelompok.
Sampai di sana kita akan terpesona melihat bukit-bukit berdiri kokoh diselimuti jutaan pohon yang tumbuh berbaris membentuk satu kesatuan. Di tempat ini sering digunakan para pejalar dan mahasiswa melakukan hiking dan praktek lapangan.
Di lain tempat, namun masih dalam kawasan konservasi, terdapat pula hutan rawa yang tak kalah menariknya. Letaknya cukup jauh dari pemukiman penduduk. Untuk mencapainya diperlukan waktu empat jam. Itu pun harus menyusuri sungai dengan menyewa perahu.
Hutan yang berada tepat di tengah belantara itu sampai sekarang belum pernah disentuh oleh penunjung, menimbang lokasinya yang jauh dan sangat rawan. Didalamnya hidup beraneka jenis binatang buas dan berbisa.
Para penduduk juga meyakini bahwa tempat itu diselimuti hawa mistis dan dihuni sekelompok makhluk halus yang senantiasa muncul ke dimensi manusia dengan kejadian-kejadian anehnya.
Penampakkan yang sering disaksikan penduduk setempat adalah hadirnya sebuah kota dengan segala aktivitasnya di tengah hutan rawa tersebut. Peristiwa yang terjadi setiap tengah malam itu membuat penduduk yang pernah menyaksikannya terheran-heran.
Seketika itu suasana hutan yang sunyi dan senyap, berubah menjadi terang-benderang, gedung-gedung berdiri kokoh dihiasi cahaya lampu berwarna-warni, suara lalu-lintas kendaraan pun tak ketinggalan ikut meramaikan suasana.
Saking terpesonanya, ada beberapa orang dari penduduk tertarik dan mencoba untuk mendekati kota gaib itu. Namun mereka tak pernah kembali. Keesokan harinya, pencarian pun dilakukan.
Beberapa orang penduduk yang didampingi seorang paranormal tak berhasil menemukan warga yang hilang. Diduga mereka yang hilang diculik oleh makhluk halus penunggu hutan rawa itu.
Kisah mistis diatas tidak hanya bersumber dari satu orang saja, melainkan hampir semua lapisan masyarakat membenarkannya.
Selain di hutan rawa peristiwa aneh juga pernah, bahkan sering terjadi di beberapa tempat. Salah satunya adalah di Bukit Melintang yang letaknya tidak terlalu jauh dari pemukiman penduduk. Bukit kecil yang masih berupa hutan ini diyakini juga sebagai tempat bermukimnya makhluk halus dan pernah mengukir sejarah.
Ya, pada sekitar tahun 70-an, terjadi peristiwa memilukan. Pesawat milik TNI AUhilang bersama para awaknya saat terbang melintas wilayah Paloh. Diduga pesawat tersebut menabrak Bukit Melintang. Namun setelah dilakukan pencarian di tempat itu yang juga diteruskan menyisir titik rawan kecelakaan, para petugas tidak menemukan mayat maupun bangkai pesawat.
Pesawat dan awaknya seperti lenyap ditelan bumi. Salah seorang bidan kesehatan juga ikut hilang dalam peristiwa itu. Dia merupakan teman dekat salah seorang sumber Penulis. Dikisahkan, sebelum berangkat, terjadi ketegangan kecil di sebuah klinik kesehatan tempat si bidan bertugas.
Siang itu, Ibu Yeni (bukan nama sebenarnya) mendapat tugas mendadak ke perbatasan. Sebenarnya bukan dirinya yang mendapat perintah untuk berangkat, melainkan bidan lain. Berhubung yang mendapat giliran praktek di klinik itu adalah Ibu Yeni, terpaksa dia yang harus menggantikan bidan yang berhalangan itu.
Namun beberapa orang teman Ibu Yeni merasa keberatan dan menyarankan agar membatalkan keberangkatannya. Terutama karena menimbang cuaca benar-benar tidak mengizinkan. Mendung hitam diiringi kabut tebal menghiasi cakrawala, sungguh tidak memungkinkan bagi pesawat untuk lepas landas.
Namun bidan muda itu tetap bersikeras untuk berangkat, meski dia juga sangat menghargai masukan dan saran dari teman-temannya. "Terima kasih kalian sudah memperhatikan saya. Namun jangan sampai lupa, keberadaan kita di sini karena sudah kewajiban dan tanggungjawab. Sebagai seorang tenaga medis kita harus bisa mengambil tindakan yang bijaksana. Kebijakan yang lebih memihak pada khalayak ramai," tuturnya seperti yang disampaikan sumber Penulis.
Mendengar ucapan itu, orang-orang yang berada di dalam ruang klinik menjadi lemas dan tak lagi berkata-kata. Apalagi melihat Ibu Yeni sudah siap berangkat.
Setelah berpamitan, dia bergegas menuju bandara dan diantar
beberapa orang temanmnya. Tak banyak obrolan dalam perjalanan itu, hanya saja
sesekali Ibu Yeni melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan
kanannya.
Wajahnya tampak sedikit tegang seperti dikejar sesuatu. Selang beberapa menit mereka pun tiba di bandara. Tanpa menunggu lama, Ibu Yeni segera melangkahkan kakinya menuju pesawat kecil yang sudah siap berangkat.
Tak lama kemudian, pesawat beserta awaknya itupun terbang menuju perbatasan. Tak ada yang dapat diceritakan setelah pesawat lepas landas. Sampai pada peristiwa lenyap pesawat beserta isinya itu terjadi.
Pasca kejadian aneh itu, Ibu Yeni sering datang menjenguk teman dekatnya termasuk juga suami dan anaknya. Menurut Yaminhudin, S.hut, seorang pemuda asal kecamatan Paloh yang memiliki kekuatan supranatural menembus dan berkomunikasi dengan makhluk halus penghuni Negeri Paloh mengatakan, pesawat itu terbang melintasi jalur yang semestinya tidak dilewati, karena merupakan titik pusat keramaian alam gaib.
Itu sebabnya, terjadi proses penarikan yang dilakukan oleh penguasa negeri gaib. Mereka khawatir pesawat tersebut akan mencelakakan penduduknya yang sedang beraktivitas di sana.
Korban yang hilang itu tidak mati, tetapi diambil oleh makhluk halus. Sebelum diangkat menjadi penduduk negeri gaib, terlebih dahulu dilakukan tawar-menawar antar korban dan penguasa Negeri Paloh.
Tawar-menawar itu memang harus dilakukan, karena setiap manusia yang telah masuk ke dalam negeri itu tidak diizinkan kembali ke alam nyata. Karena apabila kembali mereka akan mati.
Setelah terbentuk suatu kesepakatan, para korban harus mengikuti ritual khusus. Agar mereka dapat diterima di tengah masyarakat dan hidup rukun di dalamnya.
Wajahnya tampak sedikit tegang seperti dikejar sesuatu. Selang beberapa menit mereka pun tiba di bandara. Tanpa menunggu lama, Ibu Yeni segera melangkahkan kakinya menuju pesawat kecil yang sudah siap berangkat.
Tak lama kemudian, pesawat beserta awaknya itupun terbang menuju perbatasan. Tak ada yang dapat diceritakan setelah pesawat lepas landas. Sampai pada peristiwa lenyap pesawat beserta isinya itu terjadi.
Pasca kejadian aneh itu, Ibu Yeni sering datang menjenguk teman dekatnya termasuk juga suami dan anaknya. Menurut Yaminhudin, S.hut, seorang pemuda asal kecamatan Paloh yang memiliki kekuatan supranatural menembus dan berkomunikasi dengan makhluk halus penghuni Negeri Paloh mengatakan, pesawat itu terbang melintasi jalur yang semestinya tidak dilewati, karena merupakan titik pusat keramaian alam gaib.
Itu sebabnya, terjadi proses penarikan yang dilakukan oleh penguasa negeri gaib. Mereka khawatir pesawat tersebut akan mencelakakan penduduknya yang sedang beraktivitas di sana.
Korban yang hilang itu tidak mati, tetapi diambil oleh makhluk halus. Sebelum diangkat menjadi penduduk negeri gaib, terlebih dahulu dilakukan tawar-menawar antar korban dan penguasa Negeri Paloh.
Tawar-menawar itu memang harus dilakukan, karena setiap manusia yang telah masuk ke dalam negeri itu tidak diizinkan kembali ke alam nyata. Karena apabila kembali mereka akan mati.
Setelah terbentuk suatu kesepakatan, para korban harus mengikuti ritual khusus. Agar mereka dapat diterima di tengah masyarakat dan hidup rukun di dalamnya.
Berawal dari kecelakaan itulah,
kemudian peristiwa-peristiwa aneh beruntun mendatangi penduduk setempat. Satu demi satu, gadis desa yang masih perawan hilang
entah kemana dan diyakni diambil oleh makhluk halus yang menguasai daerah
tersebut.
Sampai-sampai para lelaki mengeluarkan larangan
kepada para wanita, isteri maupun anak-anaknya keluar rumah sendirian. Hal ini
karena dikhawatirkan akan bernasib sama dengan yang lain.
Tak hanya itu, munculnya orang-orang tak dikenal ke pemukiman penduduk dirasa cukup meresahkan. Apalagi tidak diketahui dari mana mereka berasal. Seperti dalam suatu resepsi perkawinan yang diadakan oleh seorang warga, kebiasaan penduduk setempat apabila melangsungkan acara penikahan tidak perlu sibuk memikirkan biaya pesta, karena para tetangga akan datang memberikan sumbangan berupa lauk pauk dan uang, serta segala macam yang diperlukan.
Usut punya usut, ternyata beberapa undangan yang hadir dalam pesta itu bukanlah penduduk setempat. Namun warga mencoba untuk tetap waspada, khawatir kalau mereka berniat jahat. Setelah pesta usai, orang-orang itu bergegas pergi tanpa berpamitan terlebih dahulu.
Beberapa orang warga mencoba mengejar mereka, namun tak seorang pun menemukan jejaknya. Setelah kembali dari pengejaran, salah seorang warga menemukan sebuah tas berwarna hitam dan segera memeriksanya. Di dalam tas itu ditemukan banyak sekali barang-barang aneh seperti keris, potongan rambut, kupasan kulit binatang, dan segala macam benda yang tidak lazim lainnya. Konon, orang-orang aneh itu sengaja meninggalkan tasnya sebagai hadiah pernikahan.
Sampai detik ini kejadian semacam itu masih sering terjadi. Namun warga sudah menganggapnya sebagai hal yang biasa. Malahan ada beberapa orang dari warga yang menikah dengan orang tak dikenal itu, yang sesungguhnya tak lain adalah makhluk halus penghuni Negeri Gaib Paloh.
Yaminhudin, S.hut. juga menjelaskan tentang tata cara kehidupan mereka, makhluk halus Negeri Paloh. Konon, kehidupan mereka sama seperti manusia dan sangat menjunjung tinggi adat istiadat leluhur. Menurut pantauan batin Yaminhudin yang langsung berkomunikasi dengan makhluk halus penghuni negeri gaib tersebut mengatakan, perkembangan penduduk yang tinggal di negeri itu sangat pesat.
Sistem pemerintahannya berbentuk kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja bernama Pangeran Sandi. Sang Raja memimpin dengan arif dan bijaksana. Kebutuhan rakyatnya selalu tercukupi. Hal ini terjadi karena Negeri Paloh memiliki kekayaan alam yang berlimpah ruah.
Tanahnya yang subur ditumbuhi berbagai macam sayuran dan buah-buahan. Kemajuan dan kecanggihan teknologi juga tak luput dari sumber daya manusianya. Sangatlah wajar bila beberapa orang penduduk di sekitar hutan pernah menyaksikan sebuah kota muncul di tengah hutan belantara. Karena memang penduduk Negeri Paloh sudah mampu menciptakan teknologi mutahir dan kota besar yang pernah muncul itulah buktinya.
Perihal penculikan yang sering dilakukan makhluk halus pada manusia, Yaminhudin, S.hut. juga menjelaskan mereka yang diculik oleh makhluk halus penghuni Negeri Paloh tidak untuk disakiti, namun karena dilandasi rasa sukanya terhadap manusia dan selanjutnya mereka akan mengawininya.
Banyak orang yang ingin masuk ke dalam negeri tersebut, namun tidak semudah itu. Mereka harus memiliki kemampuan supranatural dan berhati bersih. Karena apabila hati seseorang itu jahat, dikhawatirkan akan membahayakan kehidupan di alam tak kasat mata itu.
Tak hanya itu, munculnya orang-orang tak dikenal ke pemukiman penduduk dirasa cukup meresahkan. Apalagi tidak diketahui dari mana mereka berasal. Seperti dalam suatu resepsi perkawinan yang diadakan oleh seorang warga, kebiasaan penduduk setempat apabila melangsungkan acara penikahan tidak perlu sibuk memikirkan biaya pesta, karena para tetangga akan datang memberikan sumbangan berupa lauk pauk dan uang, serta segala macam yang diperlukan.
Usut punya usut, ternyata beberapa undangan yang hadir dalam pesta itu bukanlah penduduk setempat. Namun warga mencoba untuk tetap waspada, khawatir kalau mereka berniat jahat. Setelah pesta usai, orang-orang itu bergegas pergi tanpa berpamitan terlebih dahulu.
Beberapa orang warga mencoba mengejar mereka, namun tak seorang pun menemukan jejaknya. Setelah kembali dari pengejaran, salah seorang warga menemukan sebuah tas berwarna hitam dan segera memeriksanya. Di dalam tas itu ditemukan banyak sekali barang-barang aneh seperti keris, potongan rambut, kupasan kulit binatang, dan segala macam benda yang tidak lazim lainnya. Konon, orang-orang aneh itu sengaja meninggalkan tasnya sebagai hadiah pernikahan.
Sampai detik ini kejadian semacam itu masih sering terjadi. Namun warga sudah menganggapnya sebagai hal yang biasa. Malahan ada beberapa orang dari warga yang menikah dengan orang tak dikenal itu, yang sesungguhnya tak lain adalah makhluk halus penghuni Negeri Gaib Paloh.
Yaminhudin, S.hut. juga menjelaskan tentang tata cara kehidupan mereka, makhluk halus Negeri Paloh. Konon, kehidupan mereka sama seperti manusia dan sangat menjunjung tinggi adat istiadat leluhur. Menurut pantauan batin Yaminhudin yang langsung berkomunikasi dengan makhluk halus penghuni negeri gaib tersebut mengatakan, perkembangan penduduk yang tinggal di negeri itu sangat pesat.
Sistem pemerintahannya berbentuk kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja bernama Pangeran Sandi. Sang Raja memimpin dengan arif dan bijaksana. Kebutuhan rakyatnya selalu tercukupi. Hal ini terjadi karena Negeri Paloh memiliki kekayaan alam yang berlimpah ruah.
Tanahnya yang subur ditumbuhi berbagai macam sayuran dan buah-buahan. Kemajuan dan kecanggihan teknologi juga tak luput dari sumber daya manusianya. Sangatlah wajar bila beberapa orang penduduk di sekitar hutan pernah menyaksikan sebuah kota muncul di tengah hutan belantara. Karena memang penduduk Negeri Paloh sudah mampu menciptakan teknologi mutahir dan kota besar yang pernah muncul itulah buktinya.
Perihal penculikan yang sering dilakukan makhluk halus pada manusia, Yaminhudin, S.hut. juga menjelaskan mereka yang diculik oleh makhluk halus penghuni Negeri Paloh tidak untuk disakiti, namun karena dilandasi rasa sukanya terhadap manusia dan selanjutnya mereka akan mengawininya.
Banyak orang yang ingin masuk ke dalam negeri tersebut, namun tidak semudah itu. Mereka harus memiliki kemampuan supranatural dan berhati bersih. Karena apabila hati seseorang itu jahat, dikhawatirkan akan membahayakan kehidupan di alam tak kasat mata itu.
POHON
yang Dapat Membunuh Manusia Ada di Indonesia
SEROMBONGAN pengembara berteduh di bawah pohon di sebuah tanah lapang. Semenit kemudian seorang jatuh dan mati tanpa sebab. Yang lain lari tunggang-langgang sebelum akhirnya satu persatu juga jatuh dan mati. Mereka tidak tahu pohon itu adalah pohon upas.
Cerita menyeramkan pohon upas terus-menerus direproduksi, sejak kali pertama keberadaannya dicatat Friar Odoric (1286-1331), misionaris Italia yang mengunjungi Nusantara abad ke-14.
Tiga abad kemudian, botanis Belanda kelahiran Jerman, George Eberhard Rumphius (1627-1702), mendapat sampel batang pohon upas ketika menjadi pegawai VOC di Makassar.
Dalam bukunya yang monumental, Herbairum Amboinese, Rumphius menulis tentang pohon upas dengan menarik dan agak berlebihan. “Udara di sekitar pohon begitu tercemar sampai-sampai jika ada seekor burung hinggap di dahan pohon, burung itu akan langsung kehilangan kesadaran dan jatuh mati,” tulis Rumphius.
Namun, orang paling bertanggungjawab
atas kehebohan mitos pohon upas adalah seorang Jerman yang pernah tinggal di
Jawa, John Nichols Foersch, dalam artikelnya di The London Magazine
tahun 1783. Dia menulis bagaimana para tahanan penjara sering ditugaskan
mengumpulkan getah pohon upas; hanya satu dari sepuluh orang yang bisa kembali
hidup-hidup.
Pohon upas juga disebut dalam buku The Botanic Garden yang ditulis tahun 1791 oleh sastrawan dan naturalis Inggris, Erasmus Darwin (1731-1802). Dalam buku puisinya yang laris terjual itu, dia meromantisasi mitos upas sebagai pohon keramat yang melahirkan monster-monster pembawa kematian.
Apakah cerita pohon upas itu sepenuhnya benar? Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles (1781-1826) mengutus Thomas Horsfield (1773-1859), naturalis asal Amerika Serikat, untuk membuktikan mitos tersebut. Hasilnya, pohon upas memang mematikan, tapi hanya lendir getahnya.
“Efek racun pohon upas itu cukup mengejutkan kala diujicobakan kepada seekor ayam dan anjing, yang pertama langsung mati kurang dari dua menit dan yang satunya dalam sekitar delapan menit,” tulis Victoria Glendinning dalam Raffles and the Golden Opportunity.
Dalam laporannya pada 1812, Horsfield mengutarakan bahwa penduduk lokal sudah menyadari khasiat racun pohon upas untuk keperluan membunuh lawan-lawannya. Sekali terkena getah racunnya, orang tersebut akan kejang-kejang lalu mati.
“Orang-orang Makassar, Borneo, dan pulau-pulau di daerah timur menggunakan racun itu melalui panah bambu (yang ujungnya ditajamkan), lalu kemudian mereka lepaskan dengan cara ditiup (disumpit),” demikian laporan Horsfield yang dimuat dalam Memoir of the Life and Public Services of Sir Thomas Stamford Raffles, F.R.S. &c suntingan Sophia Raffles.
Mitos di sekitar pohon upas sudah begitu mengakar di tengah-tengah para naturalis Eropa di awal abad ke-19. Raffles dalam History of Java, William Marsden (1754-1836) dalam The History of Sumatra, dan John Crawfurd (1783-1868) dalam History of the Indian Archipelago, menyinggung keberadaan pohon upas, sekaligus menyangkal mitosnya.
“Segala hal yang kita tahu mengenai kebenaran pohon upas ialah, sebuah dusta mengerikan dari orang yang menyebarkan mitos ini dan sikap prasangka buruk yang luar biasa dari mereka yang mau mempercayai khayalan sia-sia ini darinya,” tulis Crawfurd dengan ketus.
Sampai sekarang, pohon upas masih dapat ditemukan di Indonesia. Di Jawa, ia lebih dikenal sebagai pohon ancar, yang akhirnya menjadi nama ilmiah untuk pohon ini, Antiaris toxicaria.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home