Thursday 5 May 2016

Kerja Sama Membangun Teks Negosiasi dan jawaban

Kerja Sama Membangun Teks Negosiasi dan jawaban
Setelah membaca teks-teks tersebut, kerjakan tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan perintah pada setiap tugas. Setiap perintah mengandung kekhususan, maka kalian harus betul-betul cermat.
Tugas 1 Memahami Dialog Negosiasi antara Penjual dan Pembeli
Bacalah dialog berikut ini, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan!
NEGOSIASI ANTARA PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR SENI SUKAWATI
Dialog ini berlangsung di kawasan Pasar Seni Sukawati, Denpasar, Bali. Penjual barang-barang seni adalah seorang gadis Bali asli, sedangkan pembeli adalah seorang ibu muda dari Eropa yang bisa berbahasa Indonesia.
Penjual      :         Good morning, Mam. Selamat pagi.
Pembeli     :         Selamat pagi.
Penjual      :         Mari, mau beli apa?
Pembeli       :        Ada patung Garuda Wisnu Kencana yang dibuat dari kayu?
                                                                                                                  
Penjual       :        Ya, ada. Di sebelah sana, yang besar atau yang kecil?(Penjual menunjukkan tempat patung yang ditanyakan pembeli)
Pembeli     :         Yang sedang saja. Yang dibuat dari kuningan ada?
Penjual      :         Ya, ini, tidak terlalu besar. Tapi, terbuat dari kayu. Yang dari kuningan habis.
Pembeli      :        Ya, dari kayu tidak apa-apa.(Patung itu sudah di tangan pembeli dan ia mengamatinya dengan cermat)
Penjual       :        Bagus itu, Mam. Cocok untuk dipakai sendiri atau untuk suvenir.
Pembeli     :         Saya pakai sendiri. Harganya berapa?
Penjual      :         Tiga ratus ribu.
Pembeli     :         Wah, mahal. Dua ratus ribu ya.
 Penjual     :         Belum boleh. Dua ratus delapan puluh lima ribu. Ini sudah murah, Mam. Di tempat lain lebih mahal.
Pembeli     :         Tidak mau. Kalau boleh, dua ratus lima puluh ribu.
Penjual      :         Belum boleh. Naik sedikit, Mam.
Pembeli     :         Dua ratus tujuh puluh lima ribu.
Penjual      :         Ya, sebenarnya ini belum boleh. Tapi, untuk Nyonya boleh. Mau beli apa lagi?
 Pembeli    :         Tidak. Itu saja. Ini uangnya.(Penjual memasukkan patung itu ke dalam tas plastik yang bertuliskan nama kiosnya. Pembeli memberikan uang pas).
Penjual      :         Ya, terima kasih.
Pembeli     :         Terima kasih. Bye, bye.
Penjual      :         Have a nice day.(Pembeli pergi meninggalkan kios itu)

(1)  Siapa yang terlibat dalam negosiasi pada peristiwa jual beli di Pasar Seni Sukawati itu? Jelaskan latar belakang masing-masing.
Jawab :
·        Yang terlibat dalam negosiasi pada peristiwa jual beli di Pasar Seni Sukawati itu adalah penjual dan pembeli. Penjual adalah seorang gadis Bali asli sedangkan pembeli adalah seorang ibu muda dari Eropa yang bisa berbahasa Indonesia.
(2)  Apakah menjual karya seni lokal kepada orang asing sudah merupakan bentuk promosi ke negara asal orang asing tersebut?
Jawab :
·        Menjual karya seni lokal kepada orang asing sudah merupakan bentuk promosi ke Negara asal orang asing tersebut karena dengan begitu para turis bisa tahu bahwa penduduk Indonesia mampu memproduksi barang yang khas dari daerah asal dan sangat susah dicari di negara mereka.
(3)  Orang asing itu sudah bisa berbahasa Indonesia. Dari cara ia berbicara, menurut perkiraan kalian, apakah orang asing itu sudah pernah berkunjung ke Bali atau pulau lain di Indonesia?
Jawab :
·        Dari cara ia berbicara,orang asing itu sudah pernah berkunjung ke Bali atau pulau lain di Indonesia buktinya ia bisa berbahasa Indonesia dengan lancar dan dapat menawarkan harga semurah mungkin sehingga terjadi tawar-menawar .
(4)  Apakah orang asing itu sudah mengerti tokoh yang dijadikan patung tersebut? Seandainya ya, dari mana kalian tahu? Seandainya tidak, mengapa mengatakan tidak?
Jawab :
·        Orang asing itu sudah mengerti tokoh yang dijadikan patung tersebut karena jika ia sudah tahu tentang sejarah dari patung tersebut maka akan muncul sebuah keinginan untuk memiliki barang tersebut.
(5)  Apa perbedaan yang ada antara penjual dan pembeli? Kalian dapat menjelaskan hal itu dari segi budaya barat dan timur, budaya jual beli di pasar, dan budaya jual beli di pasar modern atau mal.
Jawab :
Perbedaan antara penjual dan pembeli  :
Dari segi budaya Barat dan Timur            :         Orang Indonesia cenderung berbelit - belit dalam berargumen dimana maksudnya tidak serumit argumennya sedangkan budaya barat lebih to-the-point dalam berargumen.
Budaya jual beli di pasar tradisional       :         Terdapat tawar menawar / bisa negosiasi dalam membeli barang yang diinginkan dengan harga semurah mungkin.
Budaya jual beli di pasar modern :         Biasanya harga sudah tercantum di labelnya sehingga mau tidak mau kita harus sepakat dengan harga yang dinyatakan.

(6) Kesepakatan apa yang dicapai dalam negosiasi itu? Dalam hal harga, siapa yang lebih mengalah?
Jawab :
Kesepakatan yang dicapai dalam negosiasi itu adalah mengenai harga patung Garuda Wisnu Kencana. Dalam hal harga, si penjual lebih mengalah.
(7) Pada tuturan ke berapa penjual menawarkan barang lain?
Jawab :
Penjual menawarkan barang lain pada tuturan ke 7
“Ya, ini, tidak terlalu besar. Tapi, terbuat dari kayu. Yang dari kuningan habis.”
(8) Menurut kalian, haruskah pembeli selalu menuruti keinginan penjual dalam hal harga barang? Sebaliknya, haruskah penjual selalu memaksa pembeli untuk membeli?
Jawab : Pembeli tidak harus selalu menuruti keinginan penjual dalam hal harga barang karena jika harga terlalu tinggi maka penjual harus menawar barang dengan harga yang lebih murah kepada penjual. Dan tidak mungkin penjual menawarkan harga di bawah modal yang membuat si penjual tidak bisa mendapatkan untung. Sebaliknya,Penjual tidak mungkin memaksa pembeli untuk membeli barangnya karena pembeli bukan 1 tetapi banyak.
(9) Pada waktu kalian membeli barang di pasar, haruskah kalian menawar harganya terlebih dahulu? Mengapa demikian? Bagaimana jika kalian membeli barang di mal?
         Jawab : Jika kami membeli suatu barang, kami pasti menanyakan harganya terlebih dahulu terutama kepada orang yang terbiasa pergi berbelanja ke pasar. Mereka akan bersinggah dari 1 toko ke toko lainnya untuk membandingkan harganya.  Untuk orang yang suka berbelanja di mal, mereka harus setuju dengan harga yang tertera di barangnya. Itu adalah kelemahan berbelanja di mal. Tetapi kelemahan berbelanja di mal merupakan kelebihan berbelanja di pasar.
(10) Pada waktu membeli barang apa kalian dapat memilih atau tidak dapat memilih barang yang kalian kehendaki?
         Jawab : Jika membeli barang kita dapat memilih barang yang kita kehendaki. Tetapi jika pergi ke pasar tradisional biasanya kita bisa memilih barangnya sedangkan di pasar modern kita sangat kesulitan untuk memilih barang karena sudah diplastikan atau dikotakkan.
Tugas 2 Menyusun Kembali Teks Negosiasi tentang Penjual dan Pembeli
Kerjakan tugas berikut ini sesuai dengan petunjuk yang diberikan!
(1)  Susunlah dialog yang terdiri atas 21 tuturan itu ke dalam struktur teks yang baik!
·        Jawab :
Penjual      :         Good morning, Mam. Selamat pagi.
Pembeli     :         Selamat pagi.
Penjual      :         Mari, mau beli apa?
Pembeli       :        Ada patung Garuda Wisnu Kencana yang dibuat dari kayu?
Penjual       :        Ya, ada. Di sebelah sana, yang besar atau yang kecil?(Penjual menunjukkan tempat patung yang ditanyakan pembeli)
Pembeli     :         Yang sedang saja. Yang dibuat dari kuningan ada?
Penjual      :         Ya, ini, tidak terlalu besar. Tapi, terbuat dari kayu. Yang dari kuningan habis.
Pembeli      :        Ya, dari kayu tidak apa-apa.(Patung itu sudah di tangan pembeli dan ia mengamatinya dengan cermat)
Penjual       :        Bagus itu, Mam. Cocok untuk dipakai sendiri atau untuk suvenir.
Pembeli     :         Saya pakai sendiri. Harganya berapa?
Penjual      :         Tiga ratus ribu.
Pembeli     :         Wah, mahal. Dua ratus ribu ya.
 Penjual     :         Belum boleh. Dua ratus delapan puluh lima ribu. Ini sudah murah, Mam. Di tempat lain lebih mahal.
Pembeli     :         Tidak mau. Kalau boleh, dua ratus lima puluh ribu.
Penjual      :         Belum boleh. Naik sedikit, Mam.
Pembeli     :         Dua ratus tujuh puluh lima ribu.
Penjual      :         Ya, sebenarnya ini belum boleh. Tapi, untuk Nyonya boleh. Mau beli apa lagi?
 Pembeli    :         Tidak. Itu saja. Ini uangnya.(Penjual memasukkan patung itu ke dalam tas plastik yang bertuliskan nama kiosnya. Pembeli memberikan uang pas).
Penjual      :         Ya, terima kasih.
Pembeli     :         Terima kasih. Bye, bye.
Penjual      :         Have a nice day.(Pembeli pergi meninggalkan kios itu)
(2) Bandingkan dengan struktur teks seperti terlihat berikut ini: orientasi^ permi ntaan^pemenuhan^penawaran^persetujuan^pembelian^penutup.
Setujukah kalian dengan penamaan setiap tahap pada struktur teks itu? Mengapa kita tidak menamai struktur teks itu hanya dengan pembukaan^isi^penutup seperti pada negosiasi antara karyawan dan pengusaha pada Kegiatan 1?
Penjual      :         Good morning, Mam. Selamat pagi.
Pembeli     :         Selamat pagi.                                                                      orientasi
Penjual      :         Mari, mau beli apa?
Pembeli       :        Ada patung Garuda Wisnu Kencana
yang dibuat dari kayu?
Penjual       :        Ya, ada. Di sebelah sana, yang besar atau                              
yang kecil?(Penjual menunjukkan tempat patung                                         permintaan
yang ditanyakan pembeli)
Pembeli     :         Yang sedang saja. Yang dibuat dari
kuningan ada?


Penjual      :         Ya, ini, tidak terlalu besar. Tapi, terbuat
dari kayu. Yang dari kuningan habis.
Pembeli      :        Ya, dari kayu tidak apa-apa.
(Patung itu sudah di tangan pembeli dan ia                                               pemenuhan
mengamatinya dengan cermat)
Penjual       :        Bagus itu, Mam. Cocok untuk
dipakai sendiri atau untuk suvenir.
Pembeli     :         Saya pakai sendiri. Harganya berapa?
Penjual      :         Tiga ratus ribu.
Pembeli     :         Wah, mahal. Dua ratus ribu ya.                                      
 Penjual     :         Belum boleh. Dua ratus delapan                                     penawaran
puluh lima ribu. Ini sudah murah, Mam. Di tempat
 lain lebih mahal.
Pembeli     :         Tidak mau. Kalau boleh, dua ratus
lima puluh ribu.
Penjual      :         Belum boleh. Naik sedikit, Mam.
Pembeli     :         Dua ratus tujuh puluh lima ribu.
Penjual      :         Ya, sebenarnya ini belum boleh.                                 persetujuan
Tapi, untuk Nyonya boleh. Mau beli apa lagi?
 Pembeli    :         Tidak. Itu saja. Ini uangnya.
(Penjual memasukkan patung itu ke dalam tas                                       pembelian
plastik yang bertuliskan nama kiosnya. Pembeli
memberikan uang pas).

Penjual      :         Ya, terima kasih.
Pembeli     :         Terima kasih. Bye, bye.                                       penutup
Penjual      :         Have a nice day.(Pembeli pergi
meninggalkan kios itu)
Jawab :
Kami setuju jika struktur teks : orientasi-permintaan-pemenuhan-penawaran-persetujuan-pembelian-penutup. Karena dengan menyusun seperti ini, maka struktur teks nya lebih mudah dipahami.
(3) Tahukah kalian, ternyata negosiasi antara karyawan dan pengusaha di atas berlangsung untuk menyelesaikan konflik dan hanya dengan tiga tahap konflik sudah terselesaikan?
Akan tetapi, negosiasi yang terjadi pada jual beli lebih kompleks dan berjalan menurut alur yang lebih alami sehingga tiga tahap saja belum cukup. Struktur teks itu akan menjadi lebih kompleks apabila barang yang dibeli lebih dari satu dan keadaan pasar memungkinkan hal itu terjadi. Kekompleksitasan itu menuntut tahap-tahap yang lebih banyak untuk mewadahi peristiwa tutur yang ada.
·        Jawab : Negosiasi yang terjadi pada jual beli lebih kompleks dan berjalan menurut alur yang lebih alami sehingga tiga tahap saja belum cukup. Struktur teks itu akan menjadi lebih kompleks apabila barang yang dibeli lebih dari satu dan keadaan pasar memungkinkan hal itu terjadi. Kekompleksitasan itu menuntut tahap – tahap yang lebih banyak untuk mewadahi peristiwa tutur yang ada.
(4) Betulkah orientasi itu sama saja dengan pembukaan? Memang betul bahwa keduanya sama, tetapi cobalah berpikir lebih jauh bahwa orientasi dimaksudkan sebagai inisiasi sebelum proses jual beli berlangsung.
·        Jawab : Orientasi sama saja dengan pembukaan tetapi orientasi dimaksudkan sebagai inisiasi sebelum proses jual beli berlangsung
(5)  Apakah negosiasi antara penjual dan pembeli itu berhasil? Apakah keberhasilan itu dilihat dari terbelinya barang yang dimaksud? Kalau pembeli tadi tidak jadi membeli, masihkah kalian menganggap negosiasi itu berhasil?
·        Jawab : Negosiasi antara penjual dan pembeli itu berhasil terlihat dari terbelinya barang yang diinginkan pembeli. Kalau pembeli tadi tidak jadi membeli, negosiasi tidak berhasil.
(6)  Negosiasi itu dilakukan dengan bahasa persuasif, yaitu bahasa yang digunakan untuk membujuk. Salah satu buktinya adalah penggunaan tuturan “Bagus itu, Mam. Cocok untuk dipakai sendiri atau untuk suvenir”. Pada konteks jual beli patung tadi, jenis bahasa yang demikian itu digunakan untuk membujuk pembeli agar transaksi jual beli berhasil.
Carilah ungkapan lain yang menunjukkan bahasa persuasif seperti itu. Ungkapan persuasif itu adalah:
·        Jawab :
.     Ungkapan lain yang menunjukan bahasa persuasif adalah
-         Hindari narkoba sebelum narkoba menjeratmu.
-         Marilah menjaga lingkungan kita dengan membuang sampah pada tempatnya.
-         Marilah teman kita jauhi diri kita dari rokok.
-         Janganlah sekali-kali kita melakukan bolos sekolah
-         Lakukan perbuatan yang positif demi terciptanya masa depan yang indah.

(7)  Susunlah kembali teks tersebut dengan mengubah barang yang dijual (tidak harus benda seni), pelaku yang terlibat, dan tempat jual beli. Jika perlu, kalian boleh membuat variasi pelaku. Misalnya, transaksi terjadi antara orang Indonesia dan orang Indonesia atau antara orang Indonesia dan orang asing yang berasal dari lebih dari satu negara.
Jawab :
·        Contoh yang berhubungan dengan negosiasi           :
Dialog ini berlangsung di sebuah komplek perumahan Bina Asri, Bandung. Dimana setiap harinya ada penjual sayur keliling yang selalu berjualan menjajakan dagangannya dalam sebuah gerobak yang berisi aneka macam sayur mayur, yang didorongnya mengelilingi komplek perumahan tersebut. Dan yang menjadi pembeli langganannya pun tidak bukan lagi adalah warga komplek tersebut.
Dialog ini berlangsung pada minggu pertama setelah idul fitri.
Pembeli        :           Pagi bu, sayurnya ada?
Penjual         :           Ada bu masih segar – segar.
Pembeli        :           Bener bu masih segar?
Penjual         :           Iya bener, ini baru saja dikirim jam 3 pagi tadi.
Pembeli        :           Oh baiklah. Kalau begitu bolehkah saya lihat – lihat dulu?
Penjual         :           Silahkan, dipilih – pilih saja dulu, bu.
Pembeli        :           Wah saya mau jengkolnya. Ternyata selain masih segar, ukurannya juga besar – besar.
Penjual         :           Iya bu, kan jengkolnya dikirim dari Jawa. Jadi kualitasnya pun dijamin bagus bu.
Pembeli        :           Ngomong – ngomong harga perkilonya berapa bu?
Penjual         :           Tiga puluh ribu per kilo sajalah buat ibu yang cantik ini.
Pembeli        :           Walah, mahal amat. Biasanya lima belas ribu saja.
Penjual         :           Aduh, inikan habis lebaran jadi jengkolnya banyak dicari orang. Jadi harganya pun naik bu.
Pembeli        :           Ya bu, kurangilah harganya kan saya sudah langganan.
Penjual         :           Yasudah buat ibu saya kurangi lima ribu deh.
Pembeli        :           Ya bu jangan segitu deh, bagaimana kalau jadi dua puluh ribu per kilo?
Penjual         :           Aduh segitu mah saya gak balik modal dong buat sayanya juga, lagian segitu udah paling murah kalau di tempat lain lebih mahal.
Pembeli        :           Gak kok, segitu mah masih kemahalan. Dua puluh lima ribu sajalah?
Penjual         :           Yasudahlah harga pasnya dua puluh delapan ribu, bagaimana bu?
Pembeli        :           Oke, baiklah. Saya ambil 3 kg, ini uangnya bu.
Penjual         :           Ini belanjaannya, terima kasih bu. Besok beli lagi ya.
Pembeli        :           Iya, sama – sama bu.

(8)  Bandingkan teks kalian dengan milik teman-teman kalian. Perbaiki lagi apabila masih dirasa perlu.
·        Jawab : Membandingkan teks dengan teman yang lain. ( presentasi )
(9)  Setelah itu, kalian dapat berpasangan untuk memperagakan teks tersebut. Apabila sudah selesai, berganti peranlah: yang tadi menjadi penjual sekarang menjadi pembeli.
·        Jawab : Menunjukan teks dialog ke depan kelas. ( presentasi )
(10)       Ubahlah teks dialog tersebut menjadi teks monolog. Teks kalian tidak perlu panjang. Permulaan dan akhir teks itu telah dibuat. Kalian hanya melengkapi bagian tengahnya.
·        Jawab : Teks dialog diubah menjadi teks monolog.
Pada suatu hari, seorang ibu muda dari Eropa pergi ke Pasar Seni Sukawati untuk membeli patung yang terbuat dari kayu. Ibu itu melewati sebuah toko patung. Pemilik toko menyapa ibu muda itu lalu menanyakan sedang mencari apa? Ibu muda menjawab Patung Garuda Wisnu Kencana yang berukuran sedang. Harga patung tersebut Rp 300.000. Namun ibu muda menawarnya lalu harganya menjadi Rp 275.000 dengan proses tawar menawar yang cukup sulit. Setelah mencapai kesepakatan ibu muda membayarnya. Setelah membayar, ibu muda itu mengucapkan “Selamat tinggal” dan pergi meninggalkan toko.

Tugas 3 Membaca Teks "Ekspor Kain Sarung ke Negeri Yaman"
Bacalah teks yang berjudul “Ekspor Kain Sarung ke Negeri Yaman” berikut ini. Teks ini menggambarkan kesuksesan Haji Sultoni dalam menjalankan usaha kain sarung. Setelah membaca teks ini, kalian memahami bahwa setelah ia mendapatkan dukungan dari sebuah bank, usahanya berkembang pesat. Sekarang kerjakan sesuai dengan petunjuk berikut ini!
EKSPOR KAIN SARUNG KE NEGERI YAMAN
1. Kain sarung ternyata tidak hanya digemari oleh masyarakat Indonesia, tetapi juga oleh masyarakat di negara-negara lain, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, hingga ke negeri Asia Tengah, seperti India, Pakistan, dan Bangladesh. Bahkan, masyarakat negara-negara di Kawasan Timur Tengah, seperti Saudi Arabia, Yaman, Dubai, dan Somalia sangat menggemari kain sarung untuk digunakan sebagai pelengkap pakaian sehari-hari.
2. Kain sarung asal Indonesia, menurut H. Sultoni (53), sangat digemari oleh orang-orang Somalia, Saudi Arabia, dan Yaman. Melihat potensi pasar kain sarung yang cukup besar di Kawasan Timur Tengah itu, pada tahun 2005 ia mengekspor kain sarung ke kawasan tersebut.
3. Menurut pemilik perusahaan tenun tradisional asal Desa Wanarejan Utara, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah ini, kain sarung yang ia produksi merupakan hasil kerajinan alat tenun bukan mesin (ATBM). Penggunaan ATBM merupakan kekhasan kain yang dihasilkan. Tidak mengherankan bahwa pada saat pembeli datang ke Pemalang untuk melihat secara langsung proses produksi kain sarung dengan ATBM ini, mereka sangat tertarik dan menyukainya. Bahan khusus dari rayon yang digunakan juga menjadi daya tarik bagi masyarakat di Kawasan Timur Tengah. Jenis kain ini tidak panas jika dipakai pada siang hari dan hangat jika dipakai pada malam hari. Motif dan desain juga sangat menentukan daya
Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik 155
tarik. Sebagian besar memilih kain yang bercorak gelap dan kain dengan warna-warna cerah.
4. H. Sultoni mendirikan usaha tenun tradisional ini sejak tahun 1996. Meski persaingan bisnis di bidang produksi tekstil sangat ketat, berkat kejeliannya dalam membidik peluang bisnis yang tepat, usaha yang ia dirikan terus meningkat dan bertahan hingga kini. Salah satu kejeliannya adalah memproduksi kain tenun sarung khusus dari bahan rayon. Jenis kain sarung dari bahan rayon ini memiliki pasar yang sangat spesifik, yaitu sangat diminati jika dipasarkan di kawasan yang memiliki suhu ekstrem, seperti Kawasan Timur Tengah.
5. Untuk mengembangkan usahanya, H. Sultoni sejak tahun 2006 menjadi nasabah sebuah bank. Pada tahun 2006 untuk pertama kalinya ia menggunakan jasa perbankan dengan mengambil kredit dari bank tersebut sebesar Rp10 juta. Uang tersebut sebagian besar digunakan untuk membeli bahan baku. Dengan dukungan permodalan dari bank, usaha tersebut makin bertambah besar.
6. Keinginan H. Sultoni untuk mengembangkan usahanya tidak terlepas dari idealismenya untuk melestarikan produk kerajinan kain sarung yang sudah sejak lama berkembang di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah itu. Kegiatan produktif tersebut sangat membantu perekonomian masyarakat karena dapat menyediakan lapangan kerja serta dapat memberikan pendapatan yang cukup bagi warga desa. Dengan tersedianya lapangan kerja yang memadai di desa, masyarakat tidak harus pergi ke kota untuk mencari pekerjaan.
7. Saat ini H. Sultoni telah menjadi mitra bagi 30 perajin kain sarung di daerahnya dengan karyawan tidak kurang dari 600 orang. Jumlah kain yang dihasilkan juga banyak, yaitu mencapai 600 kodi dengan omzet tidak kurang dari Rp2 miliar per bulan. Bimbingan kepada para perajin plasma diberikan terus untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas agar dapat bersaing di pasar ekspor dengan harga yang terjangkau. Lagi pula, bank tempat H. Sultoni menjadi nasabah sangat mendukung dan memberikan kesempatan kepada perajin untuk memperluas pemasaran dengan mengikutsertakan mereka ke berbagai pameran, baik di dalam maupun di luar negeri.
(1) Tentu kalian setuju bahwa untuk mendapatkan bantuan kredit dari bank pengusaha yang diceritakan dalam teks tersebut harus mengajukan usulan yang dilengkapi dengan program yang jelas.
`           Sekarang, buatlah teks dialog yang menggambarkan negosiasi antara seorang pengusaha kain (seperti Haji Sultoni pada teks di atas) dan pihak perbankan. Gambarkan bahwa untuk mengembangkan usahanya pengusaha itu mengajukan kredit kepada bank sebesar Rp200.000.000,00. Ia menemui kepala bagian kredit untuk bernegosiasi, tetapi pengajuan kreditnya hanya disetujui Rp150.000,000,00.
Untuk membantu kalian, gunakan kerangka dan struktur teks di bawah ini. Kalian boleh mengerjakan tugas ini secara berkelompok dan setelah selesai bandingkanlah hasil kerja kalian dengan milik kelompok lain!
·         Jawab

Negosiasi antara Pengusaha dan Pihak Bank
Teks dialog yang menggambarkan negosiasi antara seorang pengusaha kain ( seperti Haji Sultoni pada teks di atas ) dan pihak perbankan.
1.     Pengusaha         :   Selamat siang
2.     Pihak bank         :  Selamat siang. Ada yang bisa saya bantu?            ORIENTASI
3.     Pengusaha         :  Ya, saya ingin bertemu dengan kepala
 bank kredit.
4.     Pihak bank         :  Mari saya antar.
5.     Pengusaha         : Begini pak. Saya akan mengembangkan
usaha saya. Jadi, saya akan mengajukan kredit.                                       PENGAJUAN
6.     Pihak bank         :   Berapa jumlah uang yang anda butuhkan
untuk mengembangkan usaha anda?
7.     Pengusaha         :  Saya membutuhkan dana sebesar 
Rp 200.000.000,00. Bisakah saya mendapatkan pinjaman itu?
8.  Pihak bank          :           Maaf, pak. Jumlah pinjaman bapak                
terlalu besar. Bagaimana jika pihak bank memberikan pinjaman  
kepada bapak sebesar Rp 100.000.000,00
9.  Pengusaha          :  Apa tidak bisa lebih dari itu pak? Saya
 sudah lama menjadi nasabah di bank ini.
10.  Pihak bank   :           Baiklah untuk bapak saya berikan
Rp 130.000.000,00. Bagaimana pak?
11.  Pengusaha   :  Usahakan lebih.  Saya membutuhkan                     PENAWARAN
itu untuk mengembangkan usaha saya.
12.  Pihak bank   : Baiklah. Bank hanya mampu memberikan
pinjaman sebesar Rp 150.000.000,00.
13.   Pengusaha   :           Oke. Akan saya ambil. Kapan uang
itu dapat dicairkan? Kalau bisa secepatnya.
14.    Pihak bank   :           Kalau bapak setuju, uang itu akan
secepatnya dicairkan.                                                                     PERSETUJUAN
15.  Pengusaha   :           Ya, lalu bagaimana selanjutnya?
16.   Pihak bank   :           Pihak bank akan memberikan
pelayanan yang terbaik untuk bapak.
17.  Pengusaha   :           Baiklah kalau begitu. Terima kasih tas
 kerjasamanya. Saya permisi dahulu pak.                                           
18.  Pihak bank   :           Sama – sama pak. Selamat siang.                   PENUTUP
19.   Pengusaha   :           Selamat siang.

(2)   Setelah menyelesaikan teks negosiasi di atas, peragakan teks negosiasi tersebut secara berpasangan. Salah seorang bertindak sebagai pengusaha dan yang lain bertindak sebagai pihak bank. Agar tidak terasa kaku, kalian boleh memodifikasi teks yang telah kalian buat tersebut. Akan tetapi, apabila kalian terlalu banyak melakukan improvisasi, dikhawatirkan kalian akan keluar dari struktur teks yang diharapkan. Apabila sudah selesai, kalian dapat berganti peran. Siswa yang tadi menjadi pengusaha sekarang menjadi pihak bank.
(3)   Bacalah teks negosiasi antara pengusaha dan pihak bank yang telah kalian buat tersebut sekali lagi. Susunlah kembali teks tersebut ke dalam bentuk prosa monolog, bukan dialog. Buatlah teks ke dalam tiga paragraf saja. Paragraf pertama pembukaan, paragraf kedua isi, dan paragraf ketiga penutup.
·        Jawab :
        Teks tesebut disusun kembali ke dalam bentuk prosa monolog
Pada suatu hari, ada seorang pengusaha sarung tenun tradisional pergi ke bank untuk meminjam uang. Yang nantinya uang tersebut akan digunakan untuk membangun usahanya. Setelah dia bertemu dengan pihak bank, dia mengungkapkan keinginannya untuk membangun usaha dan meminjam uang sebesar Rp 200.000.000,00.
            Tetapi pihak bank menolak keinginan pengusaha dan terjadilah proses negosiasi. Tidak berapa lama setelah itu, mereka sepakat dengan meminjamkan uang kepada pengusaha sebesar Rp 150.000.000,00. Setelah itu pihak bank mengirimkan uang ke rekening pengusaha tersebut.
            Dan pihak bank juga membalas ucapan pengusaha dan tidak lupa mengulurkan tangan untuk bersalaman sebagai tanda bahwa mereka telah sepakat akan hal itu.

(4)     Bandingkan hasil kerja kalian dengan milik teman-teman kalian. Berdasarkan masukan dari teman-teman kalian, perbaikilah pekerjaan kalian itu!

Tugas 4 Bernegosiasi melalui Surat Penawaran
Kerjakan sesuai dengan petunjuk yang diberikan!
(1) Pengusaha Indonesia yang akan mengekspor barang tentu saja mempunyai hubungan dengan orang yang akan mengimpor barang tersebut. Sebelum proses ekspor impor terjadi, pengekspor atau pengusaha bernegosiasi terlebih dahulu lewat surat dengan menawarkan barangnya kepada calon pengimpor di luar negeri dan calon pengimpor itu menanggapinya lewat surat pula.
Bayangkan, calon pengimpor itu dapat berbahasa Indonesia sehingga pengusaha tersebut menawarkan barangnya lewat surat yang ditulis dengan bahasa Indonesia. Buatlah surat penawaran seperti contoh berikut ini.
Yth. Tuan Henry Tompsons
Dengan hormat, Dengan surat ini saya ingin mengajak Tuan untuk bekerja sama. Saya mempunyai kain batik tulis yang berkualitas dengan harga yang murah. Berikut ini saya kirimkan beberapa contoh kain tersebut beserta daftar harganya.
Apabila Tuan tertarik, saya mengharapkan Tuan untuk mengajukan permintaan. Saya akan memberikan potongan harga yang menarik apabila Tuan membeli lebih dari seratus kodi.
Demikian surat penawaran saya. Saya berharap kita dapat bekerja sama dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Jakarta, 5 Februari 2013
Hormat saya,
Haji Fathoni
·        Jawab :
Yth. Tuan Bernard James
Dengan hormat,
Dengan menulis surat ini saya berkeinginan untuk mengajak tuan berkeja sama. Saya mempunyai usaha kerajinan bambu yang hasilnya sangat menarik perhatian dan sangat dapat dipergunakan untuk kehidupan sehari – hari. Berikut ini saya kirimkan hasil kerajinan bambu dari usaha saya berserta dengan kegunaan dan harga barang kerajinan bamboo tersebut. Apabila tuan berminat untuk berkejasama dengan usaha kerajinan saya ini, saya mengharapkan tuan untuk memberitahukan permintaan akan barang kerajinan saya. Saya akan memberikan harga yang murah jika anda membeli barang kerajinan saya dengan jumlah yang banyak.
Demikian surat penawaran kerja sama saya. Saya berharap anda dapat menerima niat kerja sama saya dengan waktu yang tidak terlalu lama.
Medan, 10 Januari 2015
Hormat saya,
Syahrir Ramadhan

(2)  Buatlah surat jawaban dari Tuan Henry Tompsons kepada Haji Fathoni. Katakan bahwa Tuan Henry Tompsons akan membeli 120 kodi kain batik tulis. Ia akan membayar terlebih dahulu setengah dari harga yang disepakati. Sisanya akan dibayar setelah barang yang dipesan sampai di tempat.
·        Jawab :
Yth, Tuan Haji Fathoni

Dengan Hormat,

Dengan surat ini saya akan memberitahukan tuan jika saya setuju untuk berkerja sama dengan tuan. Saya sangat tergiur dengan kain batik tulis berkualitas yang tuan punya. Dan juga saya sangat tertarik dengan kain batik yang ada di negara tuan. Masalah dengan harga saya tidak terlalu bermasalah dengan itu, apalagi harga yang tuan tawarkan termasuk mampu untuk saya keluarkan.
Dengan begitu saya berharap, Saya akan memberikan permintaan kepada tuan . Saya akan memesan 120 kodi kain batik. Masalah dengan harga saya akan membayarnya setengah ½ dari harga dulu, dan setelah barang yang saya pesan sudah ada di tempat, saya akan membayar ½ harga yang tersisa lagi.

Demikan surat ini, saya berharap tuan setuju dengan cara pembayaran yang saya ajukan. Semoga tuan dan saya dapat berkerja sama dengan baik seterusnya.

Singapore, 10 Februari 2013

Hormat saya,

Henry tompsons
Tugas 5 Memahami Teks "Kesalahpahaman"
Ikutilah petunjuk yang diberikan pada setiap nomor!
(1)  Teks yang berjudul “Kesalahpahaman” berikut ini adalah teks negosiasi. Bacalah teks ini berulang-ulang, kemudian jelaskan apa yang terjadi!

KESALAHPAHAMAN

Resepsionis         :          Selamat siang. Bapak memerlukan bantuan kami?
David                    :          Maaf, saya kira telah terjadi kesalahan pada tagihan kami. Kami tidak makan malam disini tadi malam.
Resepsionis         :         Mohon maaf, Bapak ! Tagihan ini berasal dari restoran hotel ini. Disini terdapat tanda tangan Bapak.
David                    :         Tetapi, itu bukan tanda tangan saya. Saya akan berbicra dengan manajer.
Resepsionis         :         :         Maaf, Bapak ! Manajer sedang sibuk.
David                    :         Ya, tetapi saya harus menjelaskan persoalan ini kepada manajer Saudara.
Resepsionis         :         Maaf, Bapak. Ini tagihan dari restoran dan tanda tangan ini adalah tanda tangan Bapak. Berarti Bapak dan istri Bapak makan di restoran ini tadi malam.
David                    :         Maaf, izinkan saya bertemu manajer Saudara. Saya harus berbicara dengannya.
Resepsionis         :         Ya, mohon ditunggu.

Setelah David berada di ruang manajer.

Manajer               :         Bapak Mengajukan keluhan tentang tagihan itu, Pak?
David                    :         Ya, saya kira telah terjadi kesalahan tagihan untuk saya. Kami berdua tidak makan malam di restoran hotel ini. Kami makan malam di restoran seberang jalan karena restoran ini tadi malam penuh.
Manajer               :         Tetapi, tanda tangan ini seperti tanda tangan Bapak.
David                   :         Bukan. Ini bukan tanda tangan saya.
Manajer               :         Coba saya cek sekali lagi. Oh, maaf. Saya mohon maaf. Ada orang lain lagi yang bernama David, sama dngan nama Bapak. Beliau bersama istrinya makan malam di restoran hotel ini tadi malam. Jadi, itu bukan Bapak. Saya betul-betul mohon aaf atas kesalahpahaman ini.
David                   :         Ya, Tidak apa-apa.
·        Jawab :
Yang terjadi adalah kesalahpahaman tagihan antara seorang yang dianggap pelanggan restoran hotel dengan restoran tempat ia makan kemarin malam. Kesalahpaham tersebut menyebutkan bahwa bapak yang bernama David dan istrinya itu telah makan di restoran hotel terseut dan mendapatkan tagihan uang dari restoran hotel tersebut, akan tetapi bapak yang bernama David itu tidak terima sehingga ia menuntut penjelasan dari pihak restoran hotel tersebut. Dan pihak perwakilan hotel tersebut (manajer hotel) meminta maaf karena David yang mereka maksud bukanlah David yang sedang menuntut itu karena dilihat dari tanda tangan dan data informasi  yang berbeda antara keduanya sehingga masalah pun terselesaikan dengan kata maaf dari sang manajer hotel tersebut.

(2)  Pada tuturan ke berapakah David diizinkan untuk bertemu manajer hotel? Mengapa semula David tidak diizinkan untuk bertemu manajer itu?
·        Jawab :
David diizinkan untuk bertemu manajer hotel pada tuturan 9.
David tidak diijinkan unuk bertemu dengan manajer hotel tersebut, karena sang manajer sedang sibuk.

(3)  Jika kalian menjadi David dan istrinya, apakah kalian marah? Apa yang akan kalian lakukan?
·        Jawab :
Jika kami menjadi David dan istrinya, kami tidak akan marah, karena itu bisa diselesaikan tanpa amarah atau dalam artian dengan jalan yang damai.Yang dilakukan jika itu terjadi adalah pertama kali datang ke tempat yang memberikan tagihan dan meminta untuk diperjelas ulang karena ada sebuah kesalahan pada penetapan tagihan yang diberikan oleh tempat penagih tersebut.
(4) Perhatikan dengan teliti pasangan tuturan berikut ini, kemudian tentukan apakah pasangan itu:
(a) menyuruh–memenuhi suruhan;
(b) meminta–menolak permintaan;
(c) memberi informasi–menerima informasi;
(d) mengancam–menolak ancaman;
(e) mengancam–menerima ancaman.
4.     David                    :         Tetapi, itu bukan tanda tangan saya. Saya akan berbicra dengan manajer. => meminta
5.     Resepsionis         :         Maaf, Bapak ! Manajer sedang sibuk. => menolak permintaan
(5) Susunlah kembali teks tersebut dengan menceritakannya dalam bentuk monolog. Mulailah cerita kalian itu dengan pembukaan dan akhirilah dengan penutup sebagaimana contoh pada format di bawah ini.
·        Jawab :
Pada suatu malam, David dan istrinya menginap di sebuah hotel. Karena restoran di hotel itu sudah penuh, mereka tidak makan malam di hotel itu. Mereka memilih untuk malam di restoran depan hotel yang mereka tempati yang tidak penuh akan pelanggan. Keesokan paginya tiba – tiba David mendapatkan pemberitahuan tagiahan makan malam di restoran hotel yang ia tempati. David yang tidak jadi makan malam di restoran hotel itu bingung. Ia pun bergegas ke resepsionis untuk menuntut atas kesalahpahaman ini. Dan disaat ia membilangkan kesalahpahaman tersebut, sang resepsionis tidak menerima tuntutan tersebut karena di tagihan tersebut terdapat tanda tangan David. Akan tetapi itu bukanlah tanda tangan David. Sehinga ia meminta untuk bertemu dengan manajer hotel itu. Pertama sang resepsionis tidak mengijinkan David untuk bertemu sang manajer karena sibuk tapi setelah beberapa penuturan ketidakterimaan yang diucapkan oleh David akhirnya sang resepsionis mengijinkan David untuk bertemu sang manjer, akan tetapi harus menunggu terlebih dahulu. Setelah bertemu sang manajer hotel David mengucapkan keluhan tentang kesalahan tagihan dan rupanya setelah sang manajer mengecek ulang, David yang dimaksud bukanlah david yang ada menuntut kesalahpahaman tagihan ini. Akhirnya, manajer hotel itu meminta maaf kepada David. Tentu saja David memaafkannya.


0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home